Antisipasi Datangnya Gelombang 3 COVID-19

0
51

Jakarta, wartaaktual.com  – Pandemi COVID-19 sampai saat ini  ternyata belum berakhir, di beberapa negara tetangga kembali mengalami lonjakan kasus Pandemi COVID-19 diantaranya Singapura.

Walaupun penduduknya sangat disiplin akan protokol kesehatan ditambah cakupan vaksinasi di negara ini mencapai 84%, namun pada kategori lanjut usia masih belum tervaksin, akibatnya kematian ditingkat ini mengalami peningkatan.

Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo dalam Dialog Produktif Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) -KPCPEN, Selasa, 28 September 2021 mengungkapkan, “Angka kasus di Singapura mencapai hampir 2.000 kasus, ini sangat tinggi mengingat jumlah penduduk Singapura tidak besar, sehingga jumlah 1.000 kasus saja sudah dikategorikan kritis.”

Menurut Suryo, penambahan kasus disebabkan oleh masuknya varian baru diiringi tingkat penularan lokal yang signifikan. Dengan wilayah kecil padat penduduk, rumah warga Singapura cenderung sempit dan dihuni banyak orang, sehingga transmisi sangat mudah terjadi.

“Di Singapura, para lansia merasa aman karena tidak ke mana-mana, jadi mereka belum mau divaksin. Kematian COVID-19 di Singapura biasanya terjadi pada lansia dan yang belum divaksin,” kata Suryo.

Belajar dari lonjakan kasus di Singapura, masuknya varian baru akan sangat menyulitkan penanganan COVID-19. Karena itu, antisipasi dengan cara pengetatan pintu masuk merupakan langkah tepat untuk mencegah peningkatan kasus, ujar Suryo.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan, jika upaya pembatasan pintu masuk sangat perlu dilakukan, disertai pengawasan jalur-jalur masuk ilegal ke Indonesia dan penguatan pengamanan perbatasan.

“Meski kinerja COVID-19 di Indonesia membaik, kita dikelilingi oleh negara-negara dengan lonjakan kasus. Karena itu perlu terus waspada dengan cara : meneruskan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), meningkatkan testing, memperbaiki tracing, terus menerapkan protokol kesehatan, pembukaan kegiatan dilakukan hati-hati dengan menggunakan PeduliLindungi, serta percepatan vaksinasi,” ujar Sonny.

Upaya mengenakan masker menjadi sangat penting, karena orang akan berdekatan satu sama lain. “Cegah virus masuk ke tubuh dengan menerapkan protokol kesehatan. Kalau virus terlanjur masuk, benteng kita adalah vaksinasi.

Tingkatkan solidaritas dengan cara saling menjaga. Ingat, kita masih punya target menurunkan indikator-indikator COVID-19,” kata Sonny.

Sementara Masdalina Pane dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) mengatakan, target menurunkan angka kasus hingga titik terendah “Yaitu dengan upaya pengendalian tepat sasaran dan sistematis, berupa intervensi pada kasus dan kontak erat, sehingga tidak akan berpengaruh pada ekonomi, pendidikan maupun kehidupan sosial masyarakat.”

Masyarakat diharapkan terus disiplin 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), mendukung pemerintah agar memperkuat 3T (testing, tracing, treatment), serta percepatan vaksinasi.
Jumlah kematian di Indonesia memang turun, tapi case fatality rate (angka kematian) masih cukup tinggi yakni 3,4% sedangkan secara global adalah 2% dan Asia 1,5%.

Karena itu, Masdalina mengimbau masyarakat segera melakukan vaksinasi agar lebih terlindungi dari risiko sakit berat dan kematian saat terpapar virus COVID-19.

“Negara dengan cakupan vaksinasi tinggi, biasanya angka kematian rendah,” tegas Masdalina.

Mengenai gelombang ketiga yang muncul di beberapa negara, “Di kebanyakan negara saat ini kasus biasanya turun setelah 8-14 minggu. Kemungkinan disebabkan oleh virus yang beradaptasi, virus melemah, atau kontribusi dari upaya intervensi yang dilakukan,” kata Masdalina.

Diwaktu yang sama Dokter sekaligus Influencer Nadia Alaydrus menyatakan, munculnya gelombang ketiga di berbagai negara tersebut seharusnya menjadi perhatian dan menjadikan kita lebih waspada.

Nadia berharap, “Kita harus menyikapi pelonggaran dengan tetap dalam batasan. Sangat disayangkan kalau sampai lepas dan euforia. Ayo patuhi prokes, segera vaksinasi, dan jaga daya tahan tubuh.” ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here